Pelatih Terbaik Liverpool Sepanjang Masa

Tidak diragukan lagi bahwa Liverpool adalah salah satu klub tersukses di Inggris dan Eropa. Tak hanya pemain top, The Reds juga memiliki banyak manajer terbaik dunia.

The Reds mendominasi sepak bola Inggris dan Eropa sejak 1960-an, selama era Bill Shankly. Pada generasi emas 1970-an dan 1980-an, giliran Bob Paisley menyumbangkan beberapa trofi juara untuk Liverpool.

Memang, sejak didirikan pada 3 Juni 1892, Liverpool tak hanya sukses. Klub asal Merseyside itu juga mengalami masa-masa sulit. Bahkan, mereka harus menunggu hingga 30 tahun untuk menambah gelar Premier League mereka.

Jurgen Klopp, dari Jerman, telah menjadi kekuatan pendorong di balik kebangkitan Liverpool selama lima tahun terakhir. Menyusul gelar juara terakhir pada musim 1989-1990, Klopp sukses mengantarkan The Kop menjadi juara Premier League musim 2019-2020.

Tak hanya di Inggris, Klopp juga mengembalikan status Liverpool sebagai salah satu klub tersukses di Eropa. Tiga final Liga Champions, satu trofi juara adalah buktinya.

Juergen Klopp adalah salah satu pemain utama di balik kesuksesan Liverpool saat ini. Bahkan mantan kapten Borussia Dortmund itu bisa dibilang masuk dalam jajaran manajer tersukses The Reds. Klopp adalah salah satu dari banyak manajer hebat yang telah menghiasi sejarah 130 tahun Liverpool. Kecuali Klopp.

Siapa manajer terbaik yang pernah melatih The Reds?

 

Bob Paisley

Paisley menjadi juru taktik tersukses dalam sejarah Liverpool. Selama masa jabatannya di Tentara Merah dari 26 Agustus 1974 hingga 1 Juli 1983, ia memenangkan total 20 gelar.

Paisley telah mengantarkan enam gelar Premier League untuk Red Merseyside. Sisanya, tiga Piala Liga dan enam Community Shield, merupakan gelar domestik Paisley lainnya untuk Liverpool.

Di kompetisi Eropa, pelatih asal Inggris itu telah meraih lima gelar di tiga disiplin berbeda. Ini termasuk 3 trofi Liga Champions, 1 Piala UEFA dan 1 Piala Super UEFA.

 

Bill Shankly

Sebelum Paisley, dominasi Liverpool di Inggris dan Eropa dimulai pada era Bill Shankly. Sebanyak 10 gelar diberikan kepada pelatih yang bertugas mulai 1 Desember 1959 hingga 12 Juli 1974.

Shankly memenangkan tiga gelar Premier League selama masa jabatannya. Ahli taktik asal Skotlandia itu juga membantu Liverpool bangkit kembali dari keterpurukan musim lalu.

Tentara Merah yang terdegradasi dipromosikan dengan memenangkan kejuaraan divisi dua. Gelar lain yang diberikan oleh Shankly termasuk dua Piala FA, tiga Community Shield, dan satu Piala UEFA.

 

Kenny Dalglish

Sukses menjadi legenda sebagai pemain, Dalglish melanjutkan kesuksesannya sebagai manajer. Dalglish memenangkan total 10 gelar selama dua periodenya di Liverpool.

Selama periode pertamanya, antara 30 Mei 1985 dan 21 Februari 1991, Dalglish memenangkan sembilan gelar untuk Liverpool. Tiga gelar Premier League, dua Piala FA, dan empat Community Shield melengkapi portofolionya.

Sayangnya, masa jabatan keduanya sejak 8 Januari 2011 hingga 16 Mei 2012 tidak semenarik kesempatan pertamanya. Pria berjuluk King Kenny itu memberi Liverpool satu gelar Piala Carabao saja.

 

Gerard Houllier

Pelatih Prancis telah muncul sebagai ahli taktik Liverpool yang paling sukses berikutnya. Houllier memenangkan 6 gelar juara untuk Tentara Merah selama masa kepelatihannya dari 16 Juli 1998 hingga 24 Mei 2004.

Meski gagal memenangkan Liga Premier, Houllier telah memenangkan satu Piala FA, dua Piala Liga, dan Community Shield di dalam negeri.

Dia juga membantu Liverpool menjuarai Piala FA 2000-2001. Dan mengalahkan juara Liga Champions UEFA Bayern Munich untuk memenangkan Piala Super UEFA 2001.

 

Rafael Benitez

Sosok pelatih asal Spanyol tersebut mungkin akan membekas kuat di ingatan Liverpool. Meski trofinya tak sehebat pendahulunya, Benitez mampu mengembalikan kejayaan Liverpool di Eropa.

Gelar Liga Champions pada musim 2004-2005 menjadi yang paling berkesan bagi pelatih yang menjabat sejak 16 Juni 2004 hingga 3 Juni 2010 itu. Benitez memimpin Liverpool meraih gelar Liga Champions setelah mengalahkan AC Milan melalui adu penalti.

Gelar lain yang dibawa Benitez di masanya adalah FA Cup dan Community Shield. Dan trofi Piala Super Eropa, akhirnya berpisah dengan Liverpool dan bergabung dengan Inter Milan.

 

Joe Fagan

Joe Fagan adalah seorang manajer yang sangat mengetahui seluk beluk Liverpool karena memulai karirnya dari bawah. Dia bergabung dengan Liverpool pada tahun 1958 sebagai pelatih tim cadangan.

Selama lebih dari 20 tahun, ia telah mengabdikan dirinya untuk tim kepelatihan Liverpool dan mendampingi banyak pelatih hebat seperti Bill Shankly dan Bob Paisley.

Setelah Bob Paisley hengkang pada tahun 1983, Joe Fagan dipercaya untuk mendampingi tim utama Red Army. Penantian panjang Joe Fagan di bangku kepelatihan Liverpool akhirnya datang. Kepercayaan ini telah dihargai sepenuhnya.

Selama dua musim memimpin klub, Fegan berhasil mempertahankan warisan Liverpool sebagai pembangkit tenaga listrik Inggris dan Eropa. Pada musim 1983/1984, ia memimpin Tentara Merah memenangkan tiga trofi Piala Liga, Liga Inggris, dan Piala Eropa (sekarang Liga Champions UEFA).

Fegan memutuskan untuk pensiun jelang final Piala Eropa 1985 antara Liverpool dan Juventus di Stadion Heysel di Belgia, yang dijuluki sebagai “Tragedi Heysel” dan Liverpool dilarang mengikuti kompetisi Eropa selama enam tahun.

Joe Fagan tidak pernah melatih sejak pengunduran dirinya dari Liverpool hingga kematiannya. Fagan meninggal karena kanker pada 30 Juni 2001 (usia 80). Dia kemudian dimakamkan di Pemakaman Anfield, dekat Stadion Anfield.

 

Juergen Klopp

Jurgen Klopp bergabung dengan Liverpool dari Borussia Dortmund pada 2015. Klopp sukses mematahkan dominasi Bayern Munich di Bundesliga, membuat manajemen dan fans menaruh harapan besar pada pemain asal Jerman itu.

Di musim pertamanya, Klopp gagal membuat Liverpool kompetitif di Liga Inggris karena mereka finis di urutan kedelapan. Namun di kancah Eropa, Klopp membawa harapan setelah Tentara Merah melaju ke final Liga Europa, meski pada akhirnya harus merelakan Sevilla.

Sejak musim kedua dan seterusnya, Klopp menuai hasil kerja kerasnya setelah mempraktikkan filosofi “gegenpressing” yang menjadi andalannya. Performa Liverpool mulai stabil, dan beberapa pemain muda seperti Andrew Robertson dan Trent Alexander-Arnold mulai bersinar.

Tingginya harapan para fans dan manajemen klub akhirnya membawa Klopp kembali melalui Liga Champions pada musim 2018-2019, dan kemudian klub pun menyelesaikan penantian selama 30 tahun untuk menjuarai Liga Inggris musim depan.

Ditambah dengan Klopp yang kontraknya akan habis pada 2026 mendatang, para fans tentu berharap Liverpool terus tampil baik di kompetisi domestik maupun Eropa.

Tinggalkan Balasan